sunangunungjati.jpeg.jpeg

Syarif Hidayat (atau Sunan Gunung Jati kelak) dikisahkan berguru kepada Syaikh Najmurini Kubro di Mekah, mengambil tarekat Nakisbandiyah (Naqsyabandiyah), tarekat Istiqoi dan tarekat Syathari (Syathariyah) sampai mencapai makrifat sehingga Syarif Hidayat dianugerahi nama Madzkurallah, setelah dirasa cukup menimba ilmu, Syarif Hidayat diperintah oleh gurunya, Syaikh Najmurini Kubro untuk mencari guru yang lain, yaitu kepada guru tarekat Syadziliyah kepada maulana bernama Syaikh Muhammad Athaillah yang berbangsa Iskandiyah,* yang dipuja-puja oleh kaum beriman. Syarif Hidayat pergi meninggalkan Mekah menuju Syadzilah di utara, berguru tarekat Syadziliyah kepada Syaikh Athaillah, sampai memperoleh ilmu dzikir kepada Allah yang disebut Sigul Hirarya dan Tanarul al-Tarqu.

Setelah dinyatakan lulus berguru tarekat Syadziliyah, Syarif Hidayat yang dianugerahi nama baru Arematullah, diperintah gurunya untuk berguru lagi kepada Syaikh Datuk Sidiq di negeri Pasai, yaitu guru rohani yang tidak lain adalah ayahanda Sunan Giri.

Kehadiran Syarif Hidayat ke Pasai disambut gembira Syaikh Datuk Muhammad Sidiq, lalu ia diajari Tarekat Anfusiyah dan namanya diganti menjadi Abdul Jalil. Syarif Hidayat meminta penjelasan kepada sang guru tentang menjalani hidup dengan zuhud, lalu sang guru memberi wejangan bahwa zuhud itu laku untuk sabar tawakal selamanya kepada Allah, dan senantiasa bersyukur atas nikmat-Nya yang agung; tiga perkara yang diajarkan guru itulah, yang menjadikan hidup bermanfaat untuk seluruh makhluk.Setelah dinyatakan lulus oleh Syaikh Muhammad Sidiq, Syarif Hidayat diperintah oleh gurunya itu untuk pergi ke tanah Jawa, tepatnya di Karawang, menemui seorang wali bernama Syaikh Bentong. Ketika Syarif Hidayat minta diwejangi sebagai murid, justru Syaikh Bentong yang ingin menjadi murid Syarif Hidayat. Lalu Syarif Hidayat ditunjuki guru rohani yang masyhur disebut Syaikh Haji Jubah, tetapi Syaikh Haji Jubah juga menolak memberi wejangan Syarif Hidayat. Syaikh Haji Jubah justru menunjuk ke Kudus tempat Datuk Barul mengajar ilmu rohani. Syarif Hidayat pergi ke Kudus, ke kediaman Datuk Barul yang terapung di tengah laut.

Lalu Syarif Hidayat menyampaikan keinginan untuk berbaiat Tarekat Jauziyah Madamakhidir kepada Datuk Barul yang menerimanya dengan sukacita. Setelah berhasil, Syarif Hidayat diganti namanya menjadi Wujudullah. Setelah dinyatakan lulus, Syarif Hidayat diminta Datuk Barul untuk pergi ke Ampeldenta, untuk berguru kepada Sunan Ampel. Di Ampeldenta, Syarif Hidayat diterima Sunan Ampel dan dipersaudarakan dengan Sunan Bonang, Sunan Giri, serta Sunan Kalijaga. Setelah mendapat keizinan dari Sunan Ampel, Syarif Hidayat kemudian ditetapkan sebagai guru di Gunung Jati.

Jangan tinggalkan guru kecuali…bacaan wajib

Leave a Reply

Your email address will not be published.