hqdefault

SECARA etimologi “suluk” berarti mistis, atau jalan menuju kesempurnaan batin. Di samping pengertian tersebut dalam perspektif lain suluk diartikan sebagai “khalwat,” pengasingan diri dan ilmu-ilmu tentang tasawuf atau mistis. Dalam sastra Jawa suluk berarti ajaran, falsafah untuk mencari hubungan dan persatuan manusia dengan Tuhan, sedangkan dalam seni pendalangan suluk dapat diartikan sebagai nyanyian dalang untuk menimbulkan suasana tertentu.

Dalam komunitas tarekat suluk diartikan sebagai perjalanan untuk membawa seseorang agar dekat dengan Tuhan sedangkan orang yang melakukan perjalanan tarekat dinamakan salik. Dalam tarekat pengertian suluk cenderung bersifat mistis dan aplikasi ritual tasawuf untuk mencapai kehidupan rohani.

Linglung merupakan struktur bahasa Jawa yang artinya “bingung Buku kuno ini menggunakan simbol-simbol prasastri penulisan ngrasa sirna sarira aji yang berarti bermakna 1806 caka bertepatan dengan tahun 1884 Masehi. Buku kuno ini ditulis di atas kertas yang dibuat dari serat kulit hewan yang merupakan transliterasi dari kitab Duryat yang diwariskan secara turun temurun oleh keluarga Sunan Kalijaga.Kondisi Teks dan Kandungan Ajaran Suluk Linglung Sunan Kalijaga Tentang Makrifat.

Dalam kehidupan tasawuf, seorang yang ingin menyempurnakan dirinya harus melalui beberapa tahap-tahap dalam perjalanan spiritualnya. Dimana tahap paling dasar adalah syari’at, yaitu tahap pelatihan badan agar dicapai kedisiplinan dan kesegaran jasmani. Dalam syari’at hubungan antar manusia dijalin menjadi umat, syariat dimaksudkan untuk membawa seseorang ke dalam sebuah bangunan kolektif, yang disebut umat, bangunan persaudaraan berdasarkan kepercayaan atau agama yang sama.

Begitu juga yang diajarkan dan dilaksanakan oleh Sunan Kalijaga di dalam kitab Suluk Linglung, ia sangat menekankan pentingnya menjalankan syari’at Islam seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw, termasuk sholat lima waktu, puasa ramadhan, membayar zakat dan menjalankan ibadah haji. Agar dapat menjalankan ajaran Islam yang sempurna dan sungguh-sungguh (kaffah), baginya harus melalui berbagai tirakat dan perenungan diri yang sungguh-sungguh pula. Dengan begitu manusia akan dapat mengerti makna hidup sejati dan mencapai makrifat yang diajarkan Sunan Kalijaga dalam suluk tersebut, adalah sebagai berikut;

Pertama, Brahmara Ngisep Sari Pupuh Dhandanggula Kumbang Menghisap Madu). Dalam teks aslinya, pawartane padhita linuwih, ingkang sampun saget sami pejah, pejah sajroning uripe, sanget kepenginipun, pawartane kang sampun urip, marma ngelampahi kesah, tan uningeng luput, anderpati tan katedah, warta ingkang kagem para nabi wali, mila wangsul kewala.

Artinya: menceritakan tentang seorang alim ulama’ yang cerdik dan pandai yang sudah bisa merasakan mati, mati dalam hidup yang mempunyai keinginan besar untuk memperoleh petunjuk dari seorang yang sudah menemukan hakekat kehidupan dan perjalanan untuk tidak memperdulikan dampak yang terjadi. Beliau bernafsu untuk mendapatkan petunjuk, petunjuk yang dipegang oleh para nabi dan wali, itulah tujuan yang diharapkan semata-mata ada bagian ini mengupas tentang Sunan Kalijaga berhasrat besar untuk mencari ilmu yang menjadi pegangan para Nabi dan wali. Dengan kondisi bimbang dan tidak menentu Sunan Kalijaga selalu berusaha untuk mengabdi dan mencari petunjuk, salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan mengendalikan segala hawa nafsunya yang selanjutnya berserah diri kepada Allah, yang diibaratkan sebagai kumbang ingin mengisap madu atau sari kembang.

Dalam hal ini Sunan Kalijaga berusaha untuk mengendalikan segala hawa nafsunya. Rendah hati dalam bersikap, prihatin, tidak bermewah-mewah memikirkan kehidupan dunia, membunuh segala nafsu jiwa raga dan berserah diri pada Allah. Maksud mengalirnya madu adalah orang yang diberi kemuliaan oleh suksma. Dia tetap kokoh dalam budi. Arti menjalankan tapa adalah menyakiti badan dari waktu muda sampai tua, masuk hutan yang sunyi, masuk gua bersemadi di tempat yang sepi, membunuh jiwa raga. Dengan begitu bila mendapat hidayah Ilahi, maka pengetahuan tentang Allah akan sampai kepadanya, begitulah yang dilakukan Sunan Kalijaga. Manfaat orang yang suka prihatin, seluruh cita-citanya akan dikabulkan Allah, apabila belajar ilmu akan mudah paham, apabila mencari rizki akan mudah didapatkan dan apabila melakukan sesuatu pekerjaan akan cepat selesai.

Demikian tapanya para ulama dan wali Allah yang telah sempurna tekadnya. Bila orang ingin seperti itu hendaklah jiwa raga disiksa, raga selalu disakiti lupakan tidur. Bila ingin tahu tentang asal mulanya, jasadnya disiksa dengan maksud agar menyatu pada suksma.

Dalam teksnya dijelaskan:

“……Dennya amrih wekasing urip, dadya napsu ingobat kabanjur kalantur, eca dhahar lawan nendra, saking tyas awon poerang lan napsu neki,…….

Artinya: ………berbagai usaha ditempuh agar akhir hidupnya nanti, mampu mengatasi atau mengobati nafsunya, jangan sampai terlanjur nafsunya, puas makan dan tidur sebab hatinya kalah perang dengan nafsunyaKedua, Kasmaran Branta Pupuh Asmara Dana (rindu kasih sayang pupuh asmara dana) pada bagian ini mengupas tentang Sunan Kalijaga berguru kepada Sunan Bonang, serta wejangan-wejangan (petunjuk-petunjuk) yang diterimanya.

Untuk memperkuat ketajaman batin, maka Sunan Kalijaga mengajarkan berbagai jenis tapa agar diikuti para murid-muridnya. Sunan Kalijaga sendiri pernah menjadi petapa ketika berguru kepada Sunan Bonang.

Pertama ia bertapa menunggui tongkat Sunan Bonang dan kedua bertapa ngidang menyamar menjadi kijang, makan daun-daunan dan tinggal di hutan belantara.

Pada bait ketiga ” wonten setengah wanadri, gennya ingkang gurdagurda. Pan sawarsa ing lamine, anulya kinene ngaluwat, pinendhen madyeng wana, setahun nulya dinudhuk, dateng jeng suhunan benang berada ditengah hutan belantara, tempat tumbuhnya pohon gurda yang banyak sekali, dengan tenggang waktu setahun lamanya, kemudian disuruh “ngaluwat” ditanam ditengah hutan. Setahun kemudian dibongkar oleh kanjeng Sunan Bonang.pan angidang lampah neki, awor lan kidang manjangan, atenapi yen asare pan aturu tumut, lir kadya sutaning kidang.

Artinya:untuk menjalankan laku kijang, berbaur dengan kijang menjangan, bilamana ingin tidur, ia mengikuti cara tidur terbalik, seperti tidurnya kijang, kalau pergi mencari makan seperti caranya anak kijang”.

Tapa-tapa yang dianjurkan Sunan Kalijaga diantaranya:

  1. Badan: tapanya berlaku sopan santun, zakatnya gemar berbuat kebajikan.
  2. Hati atau budi: tapanya rela dan sabar, zakatnya bersih dari prasangka buruk.
  3. Nafsu: tapanya berhati ikhlas, zakatnya tabah menjalani cobaan dalam sengsara dan mudah mengampuni kesalahan orang.Nyawa atau roh: tapanya belaku jujur, zakatnya tidak mengganggu orang lain dan tidak mencela.
  4. Rahsa: tapanya berlaku utama, zakatnya duka diam dan menyesali kesalahan atau bertaubat.
  5. Cahaya ata Nur: tapanya berlaku suci dan zakatnya berhati ikhlas.Atma atau hayu: tapanya berlaku awas dan zakatnya selalu ingat. Di samping itu diajarkan pula tapa dan perbuatan yang berhubungan dengan tujuh anggota badan;
  • Mata: tapanya mengurangi tidur, zakatnya tidak menginginkan kepunyaan orang lain.
  • Telinga: tapanya mencegah hawa nafsu, zakatnya tidak mendengarkan perkataan-perkataan yang buruk
  • Hidung: tapanya mengurangi minum, zakatnya tidak suka mencela keburukan orang lain
  • Lisan: tapanya mengurangi makan, zakatnya dengan menghindari perkataan-perkataan buruk
  • Aurat: tapanya menahan syahwat dan zakatnya menghindari perbuatan zina
  • Tangan: tapanya mencegah perbuatan mencuri, zakatnya tidak suka memkul orang lain
  • Kaki: tapanya tidak untuk berjalan berbuat kejahatan dan zakatnya menyukai berjalan untuk istirahat dan intropeksi.

Ketiga, Pupuh Durna, yang berisikan tentang Sunan Kalijaga yang diperintahkan ibadah haji ke Makkah dan bertemu dengan nabi Khidir di tengah samudera. Dalam teks tersebut disebutkan:

“Sang pendeta wus lajeng hing lampahira, mring benang dhepok sepi, nyata kawuwusa, Lampahe Syeh Melaya, kang arsa amunggah kaji, dhateng hing makkah, lampahnya murang margi”.

Artinya, ” Sunan Bonang sudah lebih dulu melangkahkan kaki, menuju desa Benang yang sepi. Dan selanjutnya kita ikuti, perjalanan Syeikh Malaya, yang berkehendak naik haji menuju Makkah dia menempuh jalan pintas

Setelah melalui proses tafakkur Sunan Bonang kemudian menyuruh Sunan Kalijaga untuk pergi ke makkah menunaikan ibadah haji yang kemudian diperintahkan untuk bertemu nabi Khidzir dan berguru kepadanya.

 

Siapa yang tahu ilmu sunan kalijaga?..baca ya

3 thoughts on “Siapa yang tahu ilmu sunan kalijaga?..baca ya

Leave a Reply

Your email address will not be published.